Menunggu Restu Pemegang Saham, Bersiap Meninggalkan Telcom Dan Indie Home

Jakarta – Operator telekomunikasi milik negara PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) akan mengalihkan sebagian unit bisnis IndiHome ke Telkomsel. Untuk itu, Telkom berencana meminta persetujuan rapat pemegang saham pada 30 Mei 2023.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang disiapkan pada Minggu (28/5/2023), rencana tersebut bertujuan untuk mempertahankan daya saing dan keunggulan Telkom Indonesia dalam persaingan bisnis di sektor telekomunikasi Indonesia serta meningkatkan kualitasnya. dari layanan yang diberikan kepada pelanggan.

Oleh karena itu, perseroan berniat melakukan spin-off unit bisnis IndiHome menjadi anak usaha perseroan, Telkomsel, untuk mengkonsolidasikan layanan fixed dan mobile (cellular) broadband perseroan menjadi satu kesatuan.

“Kami juga berharap pemisahan unit bisnis IndiHome di Telkomsel akan mempercepat proses pemerataan layanan broadband kepada masyarakat di seluruh Indonesia,” kata petinggi perusahaan, Minggu (28 Mei 2023).

Sedangkan pembagian berdasarkan kesepakatan nilai bisnis Indie Home sebesar Rp 58,24 triliun dan nilai valuasi yang disepakati Telcomcell sebesar Rp 319,35 triliun.

Sehubungan dengan itu, pemisahan unit usaha Indie Home akan disikapi dengan Telkomsel menerbitkan saham baru perseroan dengan nilai pengalihan Rp 1.749.246.864 per saham atau Rp 1,74 miliar.

Bersamaan dengan pemisahan tersebut, Singtel memutuskan untuk berpartisipasi dalam penyertaan modal dengan menyetorkan uang tunai ke Telkomsel dengan menggunakan penilaian Telkomsel yang sama (misalnya Rp 2.713.081.886.064 atau Rp 2,71 triliun) yang digunakan sebagai acuan pada saat perusahaan melaksanakan pemisahan tersebut.

Dengan demikian, setelah tanggal efektif pemisahan, kepemilikan Perusahaan di Telkomsel adalah 69,9% dan kepemilikan Singtel di Telkomsel adalah 30,1%. Sebelumnya, saham Singtel di Telkomsel sebesar 35%, dan Telkom memiliki 65% saham Telkomsel.

“Sebagai bagian dari divestasi yang akan dilakukan perseroan, perseroan dan Telkomsel akan melakukan transaksi terkait berupa penyediaan infrastruktur, perangkat keras, layanan profesional dan dukungan kapasitas jaringan, serta penyediaan layanan broadband dasar dan sistem TI. Perseroan mendukung kegiatan operasional sektor usaha rumahan indie. Kami melakukan dan memberikan layanan relokasi agar Telkomsel dapat mandiri menata sektor bisnis rumahan indie.”

Sebagai rencana transaksi merupakan transaksi substantif termasuk transaksi milik perseroan, Pasal 6(1)(d) dan 14(1)(d) POJK 42/2020.

Sementara itu, nilai rencana transaksi yang terdiri dari valuasi yang disepakati bisnis rumahan indie sebesar Rp58,24 triliun, dan nilai kontrak wholesale agreement (WSA) sebesar Rp18,74 triliun. Kemudian, Fixed Broadband Based Transformation Agreement (TSA 1) senilai Rp495,97 miliar dan IT Systems Transformation Agreement (TSA 2) senilai Rp489,26 miliar.

Sebelumnya, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) bertujuan untuk meningkatkan basis pelanggan dengan menggabungkan Fixed Mobile Convergence (FMC), atau teknologi seluler, dan teknologi Wi-Fi, kedua teknologi tersebut menjadi satu layanan yang terkonvergensi. telepon selular .

“Kami fokus pada proyek dan solusi. Awalnya, perwakilan regional akan fokus pada konsumen. Hingga akhir tahun ini, Telkom Indonesia menargetkan FMC terhubung hingga 1 juta pelanggan. Pelanggan baru tidak akan melalui insider selling, ”kata Etisalat .Corporate and Investor Relations Telkom Ahmad Reza dalam rapat di Jakarta, Kamis (25 Mei 2023).

Sementara itu, Edwin Sibayang, Vice President Investor Relations Telkom Indonesia, menegaskan penerapan FMC bertujuan untuk efisiensi belanja modal (capex) dan belanja operasional (opex).

Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi belanja modal perusahaan sekitar 10% selama lima tahun ke depan. Oleh karena itu, kebutuhan belanja modal perseroan kemungkinan turun menjadi 22% dari total pendapatan perseroan.

Sementara itu, dia optimis EBITDA dan laba dapat tumbuh dari tahun ke tahun dengan efisiensi. “Kami berharap dapat melihat pendapatan atau bunga meningkat setiap tahun,” tambahnya.

Operator telekomunikasi milik negara PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mengusulkan untuk membayar 70-80 persen dari laba bersih 2022 dalam bentuk dividen tunai.

Keputusan dividen akan diumumkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPST) yang akan diselenggarakan pada 30 Mei 2023.

Edwin Sibayang, Vice President IR Telkom Indonesia, mengatakan rasio utang perseroan yang rendah telah menyesuaikan rasio pembayaran dividen ke posisi kas yang kuat.

“Likuiditas kuat, sehingga utang rendah,” kata Edwin dalam konferensi pers, Kamis (25/5/2023).

Sementara itu, dia berharap EBITDA tumbuh setiap tahun. “Harapan kami adalah peningkatan pendapatan atau bunga setiap tahunnya,” ujarnya.